Engkau bagiku adalah tiga setengah menit terburu
atau lima menit terlupa rakaat berapa
atau sepuluh menit jika galau sedang mengacau
Engkau bagiku adalah beban keharusan
tak boleh menawar, harus lima kali sehari
meski kerap kutunda hingga nyaris habis waktunya
Engkau bagiku adalah sekejap meninggalkan meja kerja
untuk kemudian tenggelam kembali
tak ada bekas, kecuali basah wajah yang juga segera menguap
Engkau bagiku adalah saat menggugat tiap rundungan duka dan masalah pelik
sayangnya syukur bahagia tak pernah mampu mengajakku serta untuk denganmu berlama lama
engkau bagiku adalah ada dan tiada
ragaku ada dalam ritual menghadap kiblat
namun jiwaku, kerap tertinggal entah dimana
semestinya aku tak perlu lagi bertanya mengapa jiwaku hampa
hatiku membatu,
mati rasa
