DEKLARASI AIR AKAN TUHAN


posted by Shabra Shatila

No comments




Apakah anda pernah berfikir, bahwa Alloh telah menciptakan dunia ini sungguh dengan tidak main-main? Benar-benar tidak main-main!!! Dengan perhitungan yang sangat teliti. Dengan sistem maha kompleks dan maha dahsyat yang berjalan dengan kehendak-Nya tanpa perlu sedikitpun campur tangan manusia dan bahkan bisa jadi manusia itu tak menyadari karena menganggapnya hanya sebagai suatu yang biasa.

Satu hal yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya, salah satunya adalah tentang hakikat air. Saya tidak tau apakah sudah pernah ada ahli yang meneliti dan menarik kesimpulan dari hal ini. Tapi bagi saya, hal ini mengusik rasa keingintahuan saya walaupun saya tidak tertarik untuk mengadakan penelitian yang lebih jauh tentangnya. Saya hanya bisa  mengambil dari penglihatan secara umum. Cara bodoh, begitu orang pintar berkata. Namun cara ini rupanya yang bisa dengan mudah diterima oleh akal  saya yang belum bersentuhan dengan dunia penelitian ilmiah.

Tentu saja ini bukan tentang sifat air yang Alloh ciptakan begitu luar biasa. Dia bisa menjadi cair, bisa menjadi padat, pun bisa menjadi uap. Atau juga air yang begitu rapuh, namun ketika jumlahnya berlimpah maka ia bisa mengangkat kapal-kapal besar dengan muatan yang berlimpah pula. Dan bahkan ia bisa menggila dalam amuk tsunami yang membabat habis bangunan-bangunan tinggi kokoh hasil peradaban modern manusia. Juga sifat anomali air yang tidak dimiliki oleh benda apapun selainnya dimana ketika semua benda akan memuai ketika dipanaskan, maka air pada suhu 0-4 derajat celcius ketika dipanaskan justru mengalami penyusutan.

Ya, bukan itu yang ingin saya utarakan. Karena hal tersebut telah dibahas oleh para fisikawan dan bukan ladang saya untuk mengomentarinya. Saya tau diri, karena bagaimanapun juga fisika adalah ilmu yang paling tidak saya minati.

Yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya adalah pemikiran “apakah jumlah air di muka bumi ini dari awal penciptaannya hingga nanti kiamat kubra itu akan tetap stabil terus?” Dalam artian bahwa sebenarnya volume dan jumlah air itu sama sekali tak berubah. Tidak berkurang dan tidak pula bertambah. Hanya perwujudannya saja yang berbeda. Mungkinkah?

Sebagaimana kita telah ketahui bersama, tidak ada satupun makhluk hidup yang bisa hidup tanpa air. Lalu jika air itu bisa 'menghilang' karena telah terpakai atau karena proses pembakaran yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, maka bisa dibayangkan bahwa air di bumi pastilah telah 'menghilang' banyak sekali. Apakah kita pernah berfikir dari nabi adam hingga kita ada berapa milyar manusia yang pernah hidup dan menggunakan air untuk konsumsinya? Ada berapa banyak hewan dengan segala macam jenisnya? Dan tumbuhan seluruhnya, pun bahkan rumput-rumput juga tak lepas dari penggunaan air ini. Lalu apakah setelah digunakan sebegitu banyaknya makhluk hidup dari masa bermula pertama kalinya, air di bumi mengalami penyusutan? Apakah lautan itu dari tahun ke tahun mengalami penurunan volume airnya?

Subhanalloh... saya pikir tidak. Karena tidak terbayang bagi diri saya sendiri jika air itu benar-benar bisa 'musnah/tiada'. Menurut saya sebagaimana energi maka air itu tidak dapat diciptakan dan tidak dapat pula dimusnahkan, hanya bisa dirubah dalam bentuk lain. Jadi pada hakikatnya jumlah air di bumi ini akan selalu sama. Karena jika air itu benar-benar bisa 'habis' maka mungkin sekali hari ini kita akan mengalami kelangkaan air yang merata. Atau anak cucu kita nanti yang merasakannya. Tapi tidak bukan?? Terlintas dalam bayangan kita pun tak pernah kan?? Maha Baik Alloh selalu mencukupi kita dengan air itu sebanyak apapun jumlah makhluk hidup yang ada. Dan bahkan kiamat pun bukan terjadi karena jumlah air di bumi yang semakin menipis adanya.

Manusia, hewan, dan tumbuhan pada pemikiran saya hanyalah 'meminjam' air saja dari alam ini. Ia tidak benar-benar menggunakan dan menghabiskannya. Jika ia meminum air maka air itu sebagiannya akan dikeluarkan lagi secara langsung melalui keringat, urine, feses, dan mungkin nafas kita (entahlah, kalo secara kimia udara yang kita keluarkan adalah CO2 tapi kenapa nafas kita  setiap kali dibenturkan dengan benda yang padat misal kaca/cermin akan menyebabkan semacam kabut. Saya tidak tahu mengenai hal ini). Kemudian sebagian lagi kita pinjam untuk menumbuhkembangkan diri kita. Untuk menciptakan sel-sel baru, regenerasi sel yang rusak, elemen pembentukan darah dst. Namun, saya bilang ini hanya meminjam karena pada waktunya nanti kita akan mengembalikannya lagi ke alam. Secara sistemik tentu saja. Tanpa kita perlu repot-repot untuk berpikir bagaimana ya caranya?

Lalu kapan kita akan mengembalikannya? Ya tentu saja saat kita sudah mati. Semua air pada tubuh kita akan kembali meresap ke dalam tanah setelah tubuh kita membusuk dan diuraikan oleh bakteri pengurai hingga benar-benar habis tak bersisa. Air dari tubuh kita dan tubuh manusia-manusia lain, hewan, dan juga tumbuhan yang sudah mati tadi maka akan kembali ke bumi dan siap dipinjam oleh manusia, hewan, dan tumbuhan yang lain lagi...

Lalu bagaimana dengan kekeringan yang melanda sebagian wilayah, bukankah itu bukti bahwa air itu bisa habis? Tentu saja air bisa 'kelihatan' habis di suatu wilayah. Namun bukan berarti jumlah air di muka bumi ini berkurang. Hal tersebut bisa saja terjadi karena air yang biasanya ada di daerah tersebut, karena suatu hal maka terakumulasi di tempat lain atau mungkin dalam wujud yang lain. Sebagai contoh mungkin karena lama tidak hujan jadinya cadangan air tanah di tempat tersebut habis. Namun bisa dipastikan bahwa air itu kemungkinan masih terakumulasi di lautan karena penguapan air laut yang disebabkan ada faktor tertentu menjadi lambat sehingga terbentuknya awan pun lama. Atau bisa juga awan yang biasanya membawa hujan untuk daerah itu, dibawa angin ke daerah lain dan hujan pun turun di daerah lain itu sehingga akumulasi air tadi beralih tempat. Bukankah hak Alloh untuk mengaruniakan rizki kepada sesiapa yang Ia kehendaki dan hak Dia pula untuk mencabutnya dari sesiapa yang Dia kehendaki?? Luar biasa  bukan Tuhan kita??

Mungkin anda akan berkata, ga masuk akal! Ini hanya omongan orang nglindur. Ya monggo aja. Dari awal kan saya sudah bilang ini hanya hal yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya. Untuk mengetahui kebenarannya, ya silakan diteliti lebih lanjut. Namun, hal yang ingin saya tekankan di sini adalah mustahil jika Tuhan itu tidak ada. Sebagaimana mustahilnya bahwa setiap apapun itu hanya berjalan sendiri-sendiri tanpa ada yang mengatur dan tiba-tiba saja ada dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan. Karena saat kita mau menggunakan sedikit saja akal kita, kita akan menemukan bahwa segala sesuatu itu telah diatur sedemikian rupa. Hingga pada detail-detail terkecil, yang terlintas dalam benak kita pun tidak. Semuanya berjalan atas satu kehendak. Kehendak-Nya. Baik kita sadar maupun tidak.. Baik kita mengakuinya maupun kita mengingkarinya..

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al - Qamar : 49)

Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al - Furqan : 2)

Dan airpun telah mendeklarasikan keberadaan-Nya, sebagaimana deklarasi setiap sesuatu yang ada. Kecuali manusia, karena ia telah diberikan amanah untuk memilih sendiri jalan yang ingin ditempuhnya setelah hujjah dijelaskan dengan seterang-terangnya dan ditegakkan dengan sempurna. Percaya atau ingkar. Beriman atau kafir. Surga atau neraka.

Leave a Reply