Archive for January 2012

MENCINTAI SEWAJARNYA


posted by Shabra Shatila on ,

No comments


Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran-Nya, dan hal prinsip dalam ukuran ini adalah ketawazunan/keseimbangan. Maka coba tengok saja, adakah ciptaan Allah yang keluar dari keseimbangan ini? Mulai dari penciptaan galaksi dan alam semesta hingga sampai pada materi terkecil dari suatu benda yang dikenal dengan istilah atom. Semuanya sesuai dengan ukuran. Tidak lebih. Dan tidak kurang.

Read more »

BAGAIMANA BILA SAYA MATI DALAM…


posted by Shabra Shatila on

No comments





Jumat kemarin, teman-teman seruangan saya mengadakan acara perpisahan bagi salah seorang pegawai yang purnabakti setelah mengabdi kepada Negara selama 34 tahun lamanya. Acara sengaja tidak diadakan di kantor agar terkesan lebih ‘pribadi’ dan tidak terjebak dalam keadaan formal. Maka pada akhirnya diputuskanlah untuk meminjam apartemen Bu Bos yang letaknya di belakang kantor sebagai tempat acara, agar jika sewaktu-waktu ada panggilan mendadak dan pekerjaan yang segera kami bisa langsung kembali ke kantor secepatnya.

Acara dipersiapkan secara sederhana, namun meriah. Ada acara lomba karaokenya untuk menambah kedekatan antar pegawai. Disiapkan juga doorprize-doorprize kecil-kecilan untuk menambah semaraknya acara. Sebelum berangkat perasaan saya sudah sangat tidak enak. Tapi saya tidak mungkin tidak ikut, karena bagaimanapun semua orang turut serta sebagai bentuk penghormatan kepada si Ibu yang telah menyelesaikan masa baktinya. Apalagi saya termasuk orang yang cukup dekat dengan Ibu yang purnabakti ini. Jadi berangkatlah saya bersama yang lain, dengan komitmen sedari awal saya tidak mau ikut karaokeannya. Cukuplah suara saya, didengar oleh cicak dan semut yang ada di dalam kamar kos saya hehe..

Read more »

Dunia Hanya Sebatas Pandang Mata


posted by merah langit

1 comment

Ada seorang wanita muda berkerudung, pakaiannya sederhana, terlihat dari bahan dan potongannya. Sepertinya bukan baju mahal branded luar negeri. Wajahnya juga sederhana, tidak cantik namun tidak buruk rupa. Biasa saja.

Di satu sore itu masuk ke dalam sebuah toko di dalam sebuah mall besar, toko sepatu. Rupa2nya ia ingin membeli sepatu. Sepatu2 yang dijual disana tidak terlalu mahal, ukuran kantong mahasiswa pun sanggup membelinya. Pastinya wanita itu pun sanggup. Dilihatnya etalase demi etalase. Dalam pencariannya, pramuniaga terlihat begitu terganggu, merasa tidak yakin karena penampilannya yang sederhana. Diikutinya si wanita, kemanapun ia bergerak. Dipasangnya wajah “sepertinya kau tak akan membeli” yang judes dan tidak menyenangkan. Diperlakukan demikian, si wanita tersenyum. Kemudian keluar, ia tidak jadi membeli.

Read more »

sebelum lelap malam


posted by ayu

No comments

Wahai Yang menguasai langit dan bumi
Yang tak pernah tidur dan tak pernah lupa
Wahai sebaik baik penjaga

Hamba mohon perlindunganMu
Dari malam yang berkawan bahaya
Dari pekat yang dipenuhi tipu daya

Wahai Yang Maha Hidup dan Memelihara semua makhlukNya

Hamba mohon belas kasihMu
Agar engkau berkenan memberikan keberkahan hari kala hamba terjaga nanti

Amiin

MENIMBANG AMAL


posted by Shabra Shatila

No comments



Apakah anda saat ini sedang mengerjakan hal-hal besar? Jika iya, maka selamat untuk Anda, karena para pahlawan memang dilahirkan untuk memikul amanah-amanah besar yang tidak bisa dipikul oleh sembarang orang. Namun tunggu dulu, label ‘hal besar’ itu dipandang dari perspektif Anda sendiri, orang-orang umum di sekitar Anda, atau dari kaca mata siapa?

Kenapa saya menanyakan hal ini? karena saya sadar bahwa saya dan mungkin juga Anda, sering sekali menilai bobot suatu pekerjaan hanya dari lahirnya dan dari perspektif manusia-manusia di sekitar kita saja. Dengan melupakan perspektif lain yang jauh lebih krusial bagi diri kita.

Besar kecilnya pekerjaan jika dalam fiqh aulawiyat (fiqh prioritas) dipandang dari empat kaidah dasar, dimulai dari pekerjaan yang penting dan mendesak, pekerjaan yang tidak penting tapi mendesak, pekerjaan yang penting tapi tidak mendesak, serta pekerjaan yang tidak penting dan tidak mendesak. Penekanan mana pekerjaan yang harus didahulukan dalam buku tersebut mengacu pada ‘deadline’ pekerjaan. Hal tersebut tentu saja akan membuat hidup kita lebih sistematis dan membantu kita  tidak salah kaprah dalam memanajemen usia kita yang sangat singkat itu, agar tidak habis hanya untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak berguna. Namun, sebelum kita menjadikan program prioritas ini sebagai bagian tak terpisahkan dari ‘watak’ kita, maka akan lebih baik jika kita mempunyai ilmu tentang bagaimana menimbang besaran pekerjaan, amanah, atau amal; agar kita tidak salah memprioritaskan.

Jika misalnya saat ini Anda dihadapkan pada situasi dimana Anda diundang untuk menghadiri jamuan makan dengan Presiden bersama ratusan tamu yang lain, dan dalam waktu yang sama Anda juga menerima undangan dari panti asuhan untuk berbuka puasa dengan anak-anak yatim; maka undangan mana yang akan Anda hadiri?

Kalau saya bertanya kepada diri saya, maka tanpa berpikir lagi saya akan memenuhi undangan yang pertama dengan segera. Saya akan mempersiapkan momen itu jauh-jauh hari. Pakaian mana yang akan dipakai, jika dirasa sudah tidak ada yang ‘layak’ untuk menghadap orang nomor satu di negeri ini, maka dengan senang hati saya akan merogoh kocek saya untuk membelinya. Kendaraan yang akan digunakan untuk pergi ke sana. Make up untuk mempercantik wajah saya [walaupun mau di make up kayak apa ya gini-gini aja pastinya ;p]. Wajar dong, secara mungkin kesempatan itu tidak akan datang dua kali dalam hidup saya. Sedangkan ke panti asuhan bisa kapan saja.

Yah begitulah, saya masih sering memandang sesuatu hal hanya dari kemasan luarnya. Tentang prestise, gengsi, dan kebanggaan pribadi. Tentang apa dan bagaimana orang akan memandang saya. Semuanya terhenti pada manfaat dunia. Tanpa saya mencoba melihat nilai manfaat di akhirat nanti. Benarkah apa yang saya anggap besar tadi juga besar dalam timbangan-Nya? Bagaimana jika saya sudah merasa melakukan banyak amalan besar di dunia tapi termasuk dalam yang tersebut dalam QS. Al-Furqan ayat 23: “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan (amalan) itu bagaikan debu yang beterbangan.”

Padahal hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang amalan kecil yang berat timbangannya dan juga tentang amalan besar yang tak ada nilainya itu bejibun banyaknya. Cuma kok ya tarikan dunia itu begitu menggoda. Sehingga kita masih saja seringkali mengabaikan hal-hal yang dalam perspektif kita kecil, dengan melupakan akibat di akhirat nantinya.

Tentu kita masih ingat kisah tentang seorang pezina yang diampuni oleh Allah swt karena berbaik hati memberi minum anjing yang kehausan sebagaimana tercantum dalam Shahih Muslim dan juga shahih Bukhari.

Dari Abu Hurairah dari Nabi saw bersabda, “Seorang wanita pezina melihat seekor anjing yang berputar-putar di atas sumur pada hari yang panas. Anjing itu menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu menimba air dari sumur dengan sepatunya, maka dia diampuni.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Seorang wanita pezina diampuni. Dia melewati seekor anjing di bibir sumur yang sedang menjulurkan lidahnya. Ia hampir mati karena haus. Lalu wanita itu melepas sepatunya dan mengikat dengan kerudungnya dan menimba air dengannya untuk anjing itu. Dia diampuni karenanya.” (HR. Bukhari)

Itu adalah contoh amal baik kecil yang membawa nikmat yang teramat besar. Ada juga contoh amal buruk kecil yang membawa petaka yang teramat besar pula, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari.

Dari Ibnu Umar dari Nabi saw bersabda, “Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”

Bukankah amal baik dan amal buruk yang membawa ke surga dan neraka dari hadis di atas menurut hemat kita bukanlah hal-hal yang bisa dianggap sebagai hal besar? Bahkan terlihat remeh temeh semata. Hanya karena keberlangsungan hidup seekor anjing dan kucing. Bukan tentang kehidupan seorang manusia atau masa depan masyarakat/umat. Ya, hanya karena hewan. Yang salah satunya bahkan ‘hanyalah’ hewan yang najis. Tapi begitulah cara Allah swt melalui Rasul-Nya mengajarkan kepada kita agar tidak pernah menganggap enteng suatu amalan yang nampak kecil, karena kita tidak pernah tahu mungkin saja amal kecil itulah yang akan mengantarkan kita ke surga atau menjerumuskan kita ke neraka.

Maka sebelum usia kita habis untuk mengurusi hal-hal yang ‘nampak besar’, tak ada salahnya juga kita menyelipkan dalam aktivitas kita amal-amal sederhana. Bermuka manis di depan teman, mendahului salam, memberi senyuman, menata sendal, menyingkirkan duri/batu di tempat yang banyak dilalui orang, memungut sampah yang tercecer, dan banyak amal lain yang sebelumnya terabai dan tak terbetik dalam benak kita akan menjadi tangga menuju surga. Karena sungguh, amal kecil bisa bernilai sangat besar dengan niat yang baik dan benar.

Azamkan juga niat dalam hati untuk menghindarkan diri dari perkara-perkara kecil yang tidak baik seperti bermuka masam, membuang sampah kecil (bekas tisu, puntung rokok, bungkus permen) sembarangan, tidak meminta ijin memakai barang kepunyaan seseorang yang ditaruh di tempat bersama (sendal, pasta gigi, sisir dll) dan sederet adat buruk yang telah menjadi kebiasaan, karena bisa jadi hal-hal sepele itu yang akan menjatuhkan kita ke jurang kebinasaan. Bukankah orang sering kali terjatuh bukan karena menabrak batu besar di hadapan, tetapi mereka terjatuh justru karena tersandung/tergelincir kerikil kecil yang tak nampak dalam penglihatannya..?!

22 Desember 2010


posted by ayu on

No comments

22 Desember 2010

sebuah anugerah
Allah memberi saya kepercayaan atas satu amanah

Mengandung dalam usia 6 bulan perjalanan yang penuh warna
antara segala rasa yang bercampur, hilang timbul
syukur dan ragu yang tak juga berujung
was was juga cemas
takjub, tak percaya bahkan nyaris tak merasa kuasa

adalah sebuah anugerah
ketika ananda menyapa dengan tendangan kecil
saat saat tersadarkan, ada denyut teratur seiring detak syukur
dan lagi lagi
sebuah harmoni tentang tanggung jawab bernyanyi dalam hati


Bunda,
panggilan mulia
dan sandang amat besar didalamnya
memandumu mengeja segala,


tentang cinta
mencinta dengan sebenar benar cinta pada Sang Pencinta
menjadi pribadi yang penuh energi mencintai
tentang sayang
terutama pada sesama
terlebih pada yang papa
tentang kehidupan
memilih yang kekal
mengenali kesejatian kampung keabadian
tentang cita
membangun istana berhiaskan intan mutiara di surga
bertetangga dengan wajah wajah bersinar memancar
menjemput syahid sesudah berjuang demi kemuliaan Islam
tentang ilmu
menghimpun tanpa jemu
membagi tanpa ragu


duhai permata hati, akankah bunda bisa??
menggenggam semua dalam pacu dengan pendulum waktu


Ananda sayang..
Doakan Bunda
agar mampu merangkai setiap detik waktu menyambutmu
dengan laku laku indah dan berkah
hingga nanti kita beriringan
menggapai cinta Ar Rahman

Banggakah dengan kemuslimanmu?


posted by merah langit

No comments

Apa yang dapat kau banggakan dengan kemuslimanmu? Sholatmukah, sedekahmukah, puasamukah, kesabaranmukah, kejujuranmukah, keemampuanmu dan kecerdasanmukah? Seberapa banyak manfaat yang dapat kamu berikan untuk orang-orang di sekitarmu? Seberapa besar kebanggaan yang dapat kamu berikan dengan embel-embel muslim di dahimu.

Read more »

Ekonom Rakyat


posted by merah langit

No comments


entah apa yang membuat gw semangat menulis di pagi ini (karena biasanya paling males menulis)..mungkin yang tepat karena shock kali ya..yup bener shock yang gembira. pagi ini gw kaget aja.,maklum sebagai PNS tanggal muda terima gaji..tapi ambles dalam sedetik bayar cicilan dan tagihan..heehhe benerlah istilah tiap tanggal lima bahwa kondisi keuangan udah koma (heehe gak semua ya mybe saya saja nih).

kantor gw kalo gaji masuk rekening B*I sedangkan TKPKN Man*i*i..tulisan gw pagi ini karena didasari kebijakan berbeda dari dua bank ini. gw tadi pagi di BRI ada saldo 133.000. sedangkan atm B*I deket rumah pecahannya cuman 100.00..waduh piye iki sedangkan kantong dah tipis.akhirnya nekat gw tarik aja cepek.eeh gak taunya berhasil..seneng gw bukan kepalang..karena di bank Man*i*i cepek adalah saldo minimal yang harus ada. timbul pikiran iseng gw selama naik motor ke kantor.

Read more »

m e m u l a i


posted by ayu on

No comments

Berjingkat kesadaran meniadakan lamunan
Bersitatap dalam gagap tak berkesudahan
Hening bergeming

Penggal sadar merayapi jejaring mimpi
Lalu buai berbunga menyentuh hangat di pelataran jiwa

Masih pekat di penghabisan pandang

Lekat tatap menelisik terang

menjemput semburat
menghampiri kerling matahari

seketika,
ubun ubun membaui teduh tanpa tersentuh



Read more »

untitled....


posted by merah langit

No comments

Berkawan itu artinya bermacam rasa,
Kadang dipenuhi tawa seru dan lucu, sering mengharu biru, dan tak jarang pula seteru...

Berkawan itu bagiku seperti sumbu, dengan kamu dan aku memegang satu dari ujung-ujungnya
Lalu,
Seteru itu seperti api, membakar ujung-ujung sumbu
Api yang kecil dan cepat mati tidak berbahaya
Seringkali menguntungkan, karena sumbunya akan memendek
Makin mendekatkanmu padaku

Read more »

DEKLARASI AIR AKAN TUHAN


posted by Shabra Shatila

No comments




Apakah anda pernah berfikir, bahwa Alloh telah menciptakan dunia ini sungguh dengan tidak main-main? Benar-benar tidak main-main!!! Dengan perhitungan yang sangat teliti. Dengan sistem maha kompleks dan maha dahsyat yang berjalan dengan kehendak-Nya tanpa perlu sedikitpun campur tangan manusia dan bahkan bisa jadi manusia itu tak menyadari karena menganggapnya hanya sebagai suatu yang biasa.

Satu hal yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya, salah satunya adalah tentang hakikat air. Saya tidak tau apakah sudah pernah ada ahli yang meneliti dan menarik kesimpulan dari hal ini. Tapi bagi saya, hal ini mengusik rasa keingintahuan saya walaupun saya tidak tertarik untuk mengadakan penelitian yang lebih jauh tentangnya. Saya hanya bisa  mengambil dari penglihatan secara umum. Cara bodoh, begitu orang pintar berkata. Namun cara ini rupanya yang bisa dengan mudah diterima oleh akal  saya yang belum bersentuhan dengan dunia penelitian ilmiah.

Read more »