Bertelur = produktif


posted by merah langit on , ,

1 comment

Dari dulu saya sering mengasosiasikan dua kata ini. Ketika ada yang menyampaikan materi atau berwanti-wanti agar menjadi produktif, bayangan saya langsung tertuju pada telur dan seekor ayam betina.

Gara-garanya, saya pernah melihat tempelan stiker pada pintu kamar kost saya dulu. Isinya ya itu tadi, anjuran untuk produktif dengan ilustrasi sekeranjang telur. Jadilah itu senantiasa terbayang dalam benak saya. Produktif ya bertelur. Dan telur-telur itu adalah buah produktivitas. Kira-kira begitu.
Awalnya saya hanya suka menulis untuk diri pribadi kemudian membacanya berulang-ulang. Kadang muncul rasa-rasa aneh, mungkin kilasan perasaan yang kembali hadir saat tulisan itu dibuat. Suatu ketika, saya membuat biodata untuk keperluan ta'aruf, perantara saya bilang dia menyukai tulisan saya. Ta'aruf itu tidak berlanjut, namun ada yang tertinggal dari proses itu. Niatan untuk tetap menulis.

Jadilah saya menginginkan sebuah wadah yang dapat bermanfaat bagi banyak orang. Mengingat dan menimbang ada begitu banyak cerita seru mengenai kehidupan pra pernikahan dan pasca pernikahan milik ikhwah. Saya ingin mengumpulkannya menjadi satu. Terinspirasi dari sebuah blog milik sepatumerah yaitu lajangmenikah.com. Saya ingin menyusun hikmah dari banyak peristiwa yang dialami oleh ikhwah.

Banyak akhwat yang merasa desperate, was-was karena tak kunjung mendapatkan ikhwah idaman. Banyak pula akhwat yang ternyata bertemu dengan ikhwan yang sama sekali jauh dari idaman. Tapi, tak kalah banyak yang senantiasa riang gembira, baik yang telah bertemu dengan pasangannya maupun yang belum.

Karena bagaimanapun juga kehidupan kita adalah ibadah. Menikah itu ibadah. Belum menikah itu juga tetap ibadah. Keduanya adalah amanah, yang membedakan hanyalah bentuk amanah itu. Allah tidak akan menganugerahkan kepada hambaNya apa yang tak sanggup mereka pikulkan. Kalau amanah untuk akhwat yang menikah adalah suami dan anak-anak, maka untuk akhwat yang belum menikah adalah ke-belum menikah-annya itu. Kedua-duanya harus tetap dilaksanakan sebaik-baiknya. Itu menurut saya yang belum menikah ini. Ada yang tidak setuju??

Jadi, selain terus-menerus mengikhtiarkan kesyukuran dan kesabaran, yang harus kita lakukan sekarang hanyalah terus berlomba. Kemana? Kepada ridhoNya tentu saja. Karena apapun status kita, amanah kita, cuma itu tujuan kita satu-satunya.


1 comment

Leave a Reply