kemana?


posted by ayu on

1 comment

Dua bulan terakhir ini, saya tersangkut paut dengan kehilangan. Pertama, saya kehilangan dua buah hape dan sedikit uang. Tak lama berselang, kembali sebuah hape dan sejumlah uang. Terakhir, beberapa lembar rupiah saya menghilang.

Tiga lakon berturut turut,tentu saja cukup membuat kening saya berkerut. Lama saya tercenung, sembari bermonolog panjang dlm hening yg murung.

Bukankah apa apa yang saya miliki di dunia ini, bukan benar benar milik saya. Hanya titipan dari Pemilik Sesungguhnya,Alloh Yang Maha Kaya. Dan titipan itu bukan tanpa pertanggungjawaban. Kelak,si penerima titipan akan berhadapan dengan sebuah pertanyaan, kemana titipan tersebut dibelanjakan?



Apakah keseluruhan hak Alloh atas materi yang seolah kita miliki telah paripurna?
Apakah zakat fitrah dan zakat maal telah didahulukan,dengan perhitungan yg tepat, hati hati, dan benar sesuai tuntunan?
Apakah sedekah telah menjadi keseharian, atau sekadar bak cendawan di musim hujan ketika ramadhan?
Apakah tabungan haji telah terealisasi, atau sekadar mandeg sbg niat tak jadi jadi?
Apakah ibadah qurban adalah wujud meneladani keikhlasan nabi, atau hanya karena tak mau malu pada rekan dan bawahan?
Apakah masih jeli mata hati mendapati kerabat yang tak berlimpah materi, tetangga yg kekurangan namun terlalu malu utk menadahkan tangan?
Apakah masih peka nurani menyaksikan korban bencana yang tiba tiba kehilangan segalanya, anak anak yatim piatu yang tumbuh besar tanpa perlindungan, bocah bocah jalanan yang terpaksa menjadi dewasa jauh sebelum waktunya tiba
Apakah masih tergiur utk membangun rumah Alloh bagi umat, dengan iming iming pahala tak berhenti bahkan sesudah mati, atau jangan jangan terlintas di benak pun tidak?

Panjang. Ada daftar panjang yang menuntut jawaban.
Kemudian saya kembali bertanya,tidak cukupkah tiga cubitan ini membuat saya menyadari, bahwa hingga saat ini, saya belum mampu memaparkan kemana, semua titipan Alloh saya belanjakan.

1 comment

Leave a Reply