I'm in love?


posted by merah langit on

1 comment

Saya jatuh cinta?
Mungkin iya,,

Tapi mungkin juga tidak.

Entahlah. Saya tidak tahu. Tidak ada debar-debar aneh yang datang, tidak ada feromon yang terhembus dan mengalir ke indera penciuman saya.
Mungkin perasaan ini hadir karena usaha keras saya berminggu-minggu saat memulai proses denganmu, untuk menerimamu dengan semua kekurangan fisikmu. Meskipun pada akhirnya harus berhenti, karena keputusanNya tentu saja. Tidak pernah menyesal saya, pernah melalui masa itu.
Tapi, dalam perjumpaan kita yang diatur olehNya, lama setelah proses ta'aruf kita berakhir, ada yang terselip setiap saya tidak sengaja memandangmu, saat seluruh hadirin tertawa melihatmu dijahili oleh ustadz-ustadz seniormu. Kesempatan bertemu yang tidak Ia berikan sebelumnya, entah apa maksud Allah mempertemukan kita saat ini. Saya tidak tahu.

Rasa ini mungkin muncul bukan semata-mata karena kekaguman saya akan kehafidz-anmu, akan kemerduan suaramu, karena kedalaman ilmu agamamu tapi juga karena ketabahanmu menghadapi kesulitan sejak usiamu masih begitu belia.

Saya baru tahu, dalam usiamu yang ke-13 harus sudah merantau sendirian dari Tual, menyelamatkan dirimu dari kerusuhan yang pecah di sana. Tahun 1999. Bahwa kamu harus menjadi tulang punggung bagi keluargamu dalam usiamu yang masih muda, menjadi pelindung bagi ibumu, sekaligus menghadapi kebencian dari orang yang seharusnya menyayangimu.

Saya baru tahu banyak ketidaknyamanan yang membuatmu harus berusaha lebih keras dari orang lain, penglihatanmu yang terganggu yang tidak tertolong oleh sekedar kacamata. Kamu yang harus selalu menyipitkan matamu saat berada di bawah cahaya matahari yang buat saya masih cukup teduh karena itu menyakitimu. Dan saya tahu resiko sakit kanker yang kamu miliki sangat besar, jauh lebih besar dari orang lain, hanya karena sinar matahari.

Perasaan ini mungkin bertepuk sebelah tangan dan mungkin juga tidak boleh terjadi karena Ia tidak membuka jalanNya untuk kita. Tapi sungguhpun demikian, cerita ini bukanlah tentang patah hati, bukan tentang tragedi yang penuh air mata, juga bukan karena iba saya. Bukan.

Sakitkah hati saya? Herannya tidak.

Saya hanya menginginkan kehidupan yang baik untukmu, sejak saat ini dan selanjutnya. Meskipun dalam kehidupanmu tidak ada variabel saya sama sekali. Berharap sungguh-sungguh kamu akan bertemu dengan perempuan yang akan menerimamu apa adanya, fisikmu juga keluargamu, yang akan berbakti padamu sekuat tenaganya. Yang akan menegakkan langkahmu, karena suatu hari engkau akan menjadi orang besar, saya tahu itu.

Ini bukanlah satu episode tentang rasa sakit, hanya satu episode tentang menyayangi. Bahkan menyayangi orang yang tidak kamu sadari kehadirannya dan mungkin tidak akan pernah terhubung bahkan tersambung. Dan perasaan saya ini, oh itu hanya rasa yang Allah titipkan untuk orang sehebat kamu.

Doa saya untukmu, agar Allah senantiasa menjagamu

1 comment

Leave a Reply