bukan perkara mudah


posted by ayu

1 comment

bismillaahirrahmaanirrahiim

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat besertamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS. Huud: 112).
Ayat inilah yang membuat uban tumbuh lebih cepat di kepala Rasulullah SAW karena begitu beratnya perintah istiqomah yang terkandung di dalamnya.Sama sekali bukan perkara mudah. Dan sungguh perintah ini adalah perintah yang tidak main-main.
Berupaya menetapi kebenaran dan terus berjalan dalam kebaikan adalah satu hal yang sungguh-sungguh butuh perjuangan.

Sejarah telah mencatat satu wujud istiqomah ketika hanya seruan Ahad, Ahad dan Ahad yang terucap dari Bilal meski setiap inci tubuhnya terbakar terik matahari, dengan punggung telanjang yang kepanasan dan perut ditindih batu besar. Sejarah juga tidak akan pernah lupa pada keteladanan para nabi dan rasul terdahulu. sebab mereka mengisahkan istiqomah sebagai jiwa dari setiap gerak langkah dakwah.

Lalu,bagaimana dengan umat Muhammad saat ini? Dengan ujian yang tidak ada seujung kuku jika dibandingkan dahsyatnya ujian yang diterima para Nabi dan Rasul yang mulia?

Istiqomah adalah perkara yang beratnya luar biasa. Berjalan lurus dan terus-menerus jelas memerlukan perbekalan dan stamina jiwa yang prima. Sementara diri ini kerap dikalahkan kemalasan, keengganan, juga penundaan. Maka bagaimana mungkin stamina jiwa akan prima dalam pergulatan panjang melawan tipu daya syaithan? Sementara diri ini lebih sering disibukkan oleh remah-remah dunia seolah Izrail bersedia menangguhkan pelaksanaan tugasnya. Maka bekal apa yang hendak dibawa dalam perjalanan mencari dan mengikuti cahaya kebenaran menuju hidup yang abadi?

Istiqomah adalah perkara luar biasa yang menuntut upaya luar biasa pula. Sebab kemenangan atasnya pun berhadiah kenikmatan yang sangat luar biasa, surga. Dan sungai-sungai yang mengalir di dalamnya. Dan bidadari-bidadari bermata jeli yang senantiasa suci. Terlebih, kita menantikan pertemuan dengan Dzat pemilik Langit dan Bumi.

Maka mari bergandeng tangan dan saling mendoakan, agar kita senantiasa berada dalam kebaikan, dan menapak menetapi kebenaran hingga kerinduan kita pada-Nya, menemukan muara.




Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah 
(Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).”



1 comment

Leave a Reply