Perempuan mana yang mau jadi gendut. Kecuali para perempuan
di suku-suku tertentu di belahan dunia lain, nampaknya tidak ada yang mau
menjadi gendut. Meskipun ia gemuk, berlemak, bergelambir di sana-sini ketika ada
yang menilai dan berkomentar “Kamu kurusan ya” niscaya ada kelebatan rasa
senang dalam hatinya. Atau kebalikannya, sekurus kering apapun, ketika satu saja yang
berkomentar dia (hanya) agak gemukan, pasti kekhawatiran langsung memenuhi
kepalanya. Berkaca berkali-kali, memeriksa bagian mana yang bertambah tebal.
Mengurangi porsi makan. Kenapa? Karena takut gemuk.
Apa pasal. Hampir semua tayangan-tayangan di media mencuci
otak kita, bahwa cantik itu adalah yang berpinggang ramping, lekukan tubuh
proporsional, berleher jenjang, berkaki panjang, standar peragawati-pramugari. Sejak
kecil anak-anak perempuan telah disuguhi
Barbie, tayangan-tayangan princess Disney yang menunjukkan standar cantik dalam satu ragam
yang sama. Cinderella, Belle, Snow White, Jasmine, Rapunzel, bahkan Mulan yang
menyamar sebagai laki-laki semua berperawakan sama. Kurus dan langsing. Kecuali
Putri Viona yang memilih untuk menjadi oger hijau yang gendut dan suka berendam dalam lumpur.
Pada kenyataannya, secara fisik banyak yang tidak bisa diklasifikasikan
sebagai cantik kalau standarnya adalah kurus, tinggi, langsing. Allah
menciptakan mahluknya dalam beragam postur, gendut, kurus, besar, kecil,
jangkung, pendek, cebol. Tapi apakah
mereka tidak cantik? Kalau itu saya tidak bisa menjawab. Namun Allah sendiri
yang menegaskannya.
Sesungguhnya Kami
(Allah) telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (At Tiin :
4)
Namun, sayangnya dalam kelompok sosial yang isinya beragam
bentuk itu, banyak yang yang sudah
teracuni pikirannya hingga menstandarkan penilaian pada satu dua kriteria saja.
Masalahnya akan berhenti dan tidak akan berkembang seandainya pemikiran tadi
hanya sekedar pemikiran, atau kemudian dibarengi dengan pengertian, pemakluman,
pemahaman. Namun, sifat manusia (terutama perempuan) yang jahil, banyak bicara,
tidak sanggup menahan diri akan mendorong mulut mereka berkomentar.
Teguran, sapaan yang
seharusnya dapat mengeratkan ikatan persaudaraan, silaturahim, terkadang tanpa
sadar malah menyakiti. Komentar-komentar ringan (atau bisa juga dari lubuk hati
yang terdalam) seperti “ Wah tambah subur ya”, “tambah sehat”, “tambah makmur”
atau ungkapan lain yang menjurus ke fisik biasanya ringan sekali terucap.
Bagaimana tanggapan yang dikomentari, paling banyak biasanya
cuma tersenyum. Ada yang mungkin akan tertawa, mungkin terlihat tidak terlalu
mempedulikan atau ikut-ikut berkomentar, sisanya berpura-pura tidak mendengar. Tapi
tahukah, sebenarnya jauh di lubuk hati kebanyakan dari mereka terganggu. Yang
sudah punya kepercayaan diri dan kebesaran hati mungkin akan mengeluarkan
komentar itu dari tumpukan memorinya, sementara yang belum? Entahlah.
Saya teringat seorang teman, 2 tahun lalu dia meninggal
karena sakit lupus. Sakit yang membuat sistem imun menyerang tubuhnya sendiri. Dari informasi
yang saya peroleh dari beberapa teman,
ia sakit karena mencoba untuk diet. Mungkin efek dari obat-obat diet yang ia
minum penyebabnya. Kalau hal tersebut benar, berarti teman saya meninggal karena
keinginannya untuk kurus. Mungkin ia terganggu dengan pandangan dari
orang-orang di sekitarnya. Mungkin banyak yang berkomentar mengenai
penampilannya. Mungkin…
Saya yakin, tidak ada orang yang benar-benar tidak
mensyukuri apa yang ada pada dirinya. Tidak ada yang 100% mencela diri sendiri.
Terkadang ia sudah bersyukur dengan apa yang ada pada dirinya. Tidak menyesali
semua pemberian gratis dari Allah untuknya. Tapi, begitu banyaknya lisan mengomentari,
mencela, menghina (meski terkadang tidak dimaksudkan untuk itu) perlahan-lahan
dapat mengiris rasa syukur itu.
Tidakkah terpikirkan bagaimana hati saudara kita itu. Jadi
gendut itu tidak mudah, saat yang lain bebas berlari, orang gendut harus
terengah-engah, paru-parunya terkadang tidak sekuat orang yang kurus. Saat
mereka ke toko pakaian, menginginkan baju yang sedang menjadi tren mereka harus
menyerah karena tidak ada ukuran yang muat dengannya. Belum lagi dengan
ancaman-ancaman penyakit. Jadi kenapa
harus menambahi pikirannya dengan ucapan-ucapan tak bermanfaat-melemahkan
semangat dari lisan kita.
Memang serba salah ya. Mau menganggap itu bentuk perhatian orang tapi mikir juga, "Perhatian koq begitu caranya ya".
Tapi daripada hati susah dan sakit sendiri, mending memang diri kita yang dibuat semakin kuat dan semakin kuat ya mbak :D
Jadi ingat, saya pernah posting tema ini di
http://mugniarm.blogspot.com/2012/09/usiklah-maka-kesadaranku-meluas_7873.html
Waktu itu habis baca buku dan ingat kejadian teman yg tiap ketemu (biasanya hanya selang seminggu atau paling lama dua minggu), berkomentar: "Ih, tambah gemuk deh" ... gemesnya saya minta ampun. Tapi pas baca buku itu, saya ketawa sendiri .. :)
penting mendapatkan berat badan yg ideal bkn berarti kurus
do you want to follow each other on bloglovin and gfc?
let me know ^^ visit my blog ^^
www.luchluchcraft.blogspot.com
Love your Very interesting blog. Thanks in advance for stopping by <3
xoxo
http://singingthumbelina.blogspot.com/
aku malah mau gendut :))
*kelewat kurus*
Sebelum nikah beratku 53 kg, setelah nikah mendadak 64 kg >,<
Big is still beautiful mbak ;) Lagipula, kecantikan batin / hati jauuuh lebih penting. Selama suami suka, gendut why nott !
memang banyak orang yang karna memang teman dekat "wah kamu makin subur ya" padahal dia tidak tahu , bisa saja teman itu risih dengan kata itu . setiap orang beda-beda . ada yang menganggap itu komentar bercanda k rna teman dekat ada juga yang sebaliknya .. jadi lebih baik tidak usah menyinggung ke arah fisik .. .. salam kenal . kunjungan perdana bagi saya
Aku gak takut gemuk, tapi menghindari overweight karena itu gak sehat. Kalau ada yang bilang aku tambah gemuk aku cuek aja, soalnya selama dokter bilang BB aku normal aku gak khawatir. Cuma ya itu dia, media sama komentar orang kadang bikin sebagian orang down. Apalagi buat remaja, itu kan kepikiran banget :/
Wah, udah lama ga update. :D
Haloo salam kenal semua.
lycos
flickr
google
medium
evernote
github
change
wistia
amazon
usc
terimakasih