Mulailah dari perut...


posted by merah langit

No comments


Makan apa hari ini?

Makan dimana hari ini?

Syukurlah kalau pertanyaan2 itu yang berkelebat dalam benak kita

Karena artinya kita masih memiliki kecukupan kemampuan untuk mengusahakan antara kebutuhan perut dengan keinginan hati…

Alhamdulillah.. Karena banyak sekali di luar sana, tidak perlu jauh-jauh… di sekeliling kita yang tak berharap untuk dapat bertanya demikian…

Dan diantara keberuntungan kita atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, apakah kita termasuk yang lebih beruntung…

Yang ketika terbersit keinginan untuk bersantap, atau saat sendok dan tangan kita mulai menyuap masih sempat muncul pertanyaan…

Halalkah makanan saya?

Bagi saya, pertanyaan tersebut adalah anugerah yang sangat besar

Dan kesadaran untuk dapat terus-menerus mengusahakan pertanyaan halalkah-haramkah-syubhatkah adalah satu hal yang pantas untuk dibayar mahal…

Karena, tidak semua orang akan dikaruniai kesadaran dan pemahaman atas satu hal kecil dan remeh temeh tadi..

Sungguh saya benar-benar merasa beruntung tiap kali mata saya tertumbuk pada pemandangan makanan super lezat-menggiurkan, otak saya masih dipenuhi teriakan-teriakan pertanyaan… 

Apalagi ditambah fakta saya doyan makan dan tidak tahan godaan berupa makanan

Bagi sebagian orang hal tersebut riweuh, ribet, menyusahkan...

Dan mungkin saya adalah salah satu orang yang merepotkan dan menyebalkan…

Betapa tidak, tiap kali bergantung di luar (heng out) bersama teman-teman.. saat perut sudah bernyanyi-nyanyi saya masih sempat untuk bertanya status makanan tersebut dan mengajak yang lain beranjak kalau tidak meyakinkan hati…

Sekali- dua kali,,

Bahkan berkali-kali hingga menyebabkan mereka cukup kesal dan berkata “Dari dulu sampai sekarang itu saja yang dibahas”

Kalau sudah begitu, saya akan terkekeh sambil berujar (kadang juga cuma membatin) “karena dari dulu sampai sekarang kita tetap makan”

Maka persoalannya selalu sama… 

Sedangkan tantangannya semakin beragam

Akan sangat rugi seandainya makanan haram itu sempat masuk ke dalam perut kita, dicerna, masuk ke dalam darah

Berapa lama amalan kita tidak diterima?

Wong tanpa variabel makanan haram saja, masih belum jelas ibadah kita diterima atau tidak

Lalu, makin rajinlah saya memantengi tentang beragam makanan haram dan turunannya,

Tentang babi (enzim, tulang, kulit, rambut, usus, darah, bahkan kotoran) yang digunakan tanpa sepengetahuan kita

Tentang wine, mirin, sake, angciu, shoyu yang ternyata akrab dalam bumbu...

Bahkan saya baru tahu tentang sistein dari rambut manusia yang digunakan untuk melembutkan roti dan bakery

Hasilnya…. saya semakin curiga terhadap apa yang terhidang di depan saya….

Lalu?

Saya masih tetap merasa sangat beruntung,,

Meskipun mungkin apa yang saya masukkan dalam perut ini tidak sepenuhnya terjamin, tidak 100% halalan thoyyiban…

Setidaknya,,

Saya masih bisa membanggakan usaha saya untuk menjaga… sungguhpun itu benar-benar usaha yang begitu kecilnya…

…Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya dari manusia dan batu…(at tahrim: 6)

Mari kita sama-sama memulainya dari perut kita…


Leave a Reply